Sunday, February 20, 2011

Kirab Cap Go Meh 2011

Setelah 52 tahun tidak pernah diijinkan untuk merayakan Cap Go Meh dengan meriah. Tahun 2011 ini perayaan kembali diadakan dan dengan meriah pula.

Cap Go Meh adalah perayaan tanggal 15 di bulan pertama penanggalam Cina. Tanggal 15 menandakan bulan purnama dan ini merupakan bulan purnama pertama di tahun yang baru. Cap Go Meh juga menutup perayaan Tahun Baru Cina.

Awalnya saya tidak ada niatan sama sekali untuk melihat langsung perayaan Cap Go Meh tahun ini. Apalagi mendengar bahwa ini merupakan perayaan besar-besaran berpuluh tahun tidak diadakan. Plus mendengar bahwa perayaan ini menutup beberapa ruas jalan juga. Duh, kebayang rame dan tumplek semua orang untuk melihat perayaan ini. Tapi mama bilang pasti rame banget, kapan lagi kamu bisa ngerasain dan lihat langsung berpuluh barongsai, liong dan tepekong (dewa-dewi pelindung) dari berbagai daerah. Mama cerita dulu waktu kecil pernah lihat, dan pas perayaan ini pasti seru banget sama barongsai yang dikasih angpao dan jajanan khas. Jadilah saya meniatkan hati untuk melihat langsung perayaan ini.

Siang-siang saya ditelepon, dikasih tahu buat lihat tandu-tandu tepekong yang dipamerin di Cibadak. Wuah, buru-buru ke sana deh. Sayangnya sampai di Cibadak sudah jam 3 sore, jadi sudah ramai sekali dengan peserta yang siap-siap kirab. Bunyi-bunyi iringan barongsai dan liong sudah berbunyi. Kencang sekali. Tapi anehnya biarpun keras dan dekat dengan telinga, tidak mambuat telinga saya sakit. Malah membuat semangat dan terharu. Saat di Cibadak, beberapa liong sudah bergerak mondar-mandir di jalanan yang cukup sempit. Sempit karena ada tandu dan orang-orang yang ingin menonton, juga dengan orang-orang yang sembahyang saat tepekong yang sudah disembahyangi di kelenteng mulai keluar dan disiapkan di tandu. Wuih, tandu-tandunya keren banget.

Dari Cibadak diteruskan sampai jalan Kelenteng. Nah, disini orang-orangnya mulai galak-galak. Kalau tadi di jalan Cibadak biarpun padat dengan orang dari berbagai arah, tapi nggak sampai didorong-dorong dan dimarahin. Tapi di Kelenteng ini didorong-dorong, diserempet, disalip plus dimarahin pula. Mending kalau yang marahin ibu-ibu bawa anak tapi ini mah disalip dan didorong sama rombongan nenek-nenek yang bedas pula. Kalah, deh. Pusing dari Kelenteng, sekarang waktunya cari tempat bagus buat nonton kirab. Jadilah saya berdiri menunggu dengan sabar di jalan Kebon Jati.
Ditunggu-tunggu, jam 4 katanya sudah mulai. Tapi kok nggak kedengaran tabuh-tabuhannya. Tunggu lagi deh dengan sabar. Mendekati jam 5 baru mulai keluar arak-arakanya. Diingat-ingat, mama cerita katanya dulu kalau mau pawai tepekong (dewa-dewi), harus nungguin sampai merekanya yang mau keluar jadi nggak bisa dipaksa. Jangan-jangan masih sama ya? Ternyata ada tepekong yang nggak mau pakai tandu tapi cuma mau digendong dan pakai payung saya. Sederhana banget ya? Fotonya yang pojok kanan atas. Sebelumnya beberapa rombongan basongsai dan liong lewat. Tidak lupa para penonton kanan kiri semangat ingin memberikan angpao kepada mereka. Hitung-hitung memberikan sedekah dari keberuntungan tahun lalu dan berdoa untuk tahun yang akan datang juga. Senang sekali melihat para orangtua membawa anak-anak mereka untuk melihat langsung acara ini. Tidak lupa mewariskan tradisi ini kepada mereka.
Seumur-umur baru kali ini bisa merasakan dan melihat langsung perayaan dengan puluhan barongsai dan lion. Saya salut karena banyak yang menggotong tandu tepekong adalah wanita dan cukup berumur juga. Ada juga serombongan ibu-ibu yang memainkan liong. Wow, hebat banget kan?
Oh, yang paling spektakuler adalah barongsai yang bisa mengeluarkan api. Terus menjelang gelap, banyak barongsai dan liong yang memakai lampu di matanya. Terus tandu tepekongnya juga banyak yang dihiasi lampu-lampu. Belum lagi ada yang tandunya besar dan dihiasi seperti bis, karena di atasnya ada lampu yang menunjukkan asal tandu tersebut, seperti jurusan bis transJakarta aja. Seumur-umur juga baru lihat tepekong segini banyaknya.

Setelah menonton kirab Cap Go Meh, saya malah penasaran dengan kebiasaan dan kepercayaan Kong Hu Cu. Juga sama keluarga saya sendiri. Baru menyadari bahwa saya juga Cina, dan banyak cerita tentang kebudayaan seperti ini. Mudah-mudahan masih sempat mencatatkan semuanya ya.

Salah satu perasaan saya setelah menonton kirab ini adalah bahwa ternyata perbedaan itu malah memperkaya kita ya. Tapi juga menumbuhkan kebingungan, kenapa sampai ada pertikaian antar ras dan agama ya? Padahal berbeda itu indah banget loh. Apa karena tidak memahami satu sama lain? Atau karena merasa terancam? Atau karena salah satu atau semuanya merasa paling superior? Ayo dong, jangan bikin perbedaan ini jadi perpecahan.

Hobi Baru!

Dua minggu terakhir ini saya punya hobi baru! Sebenarnya keinginannya sih sudah lama, tapi baru berani coba dua minggu ini. Sejak dahulu saya selalu ngiri sama orang yang bisa gambar, terutama gambar sketsa. Belakangan saya baru tahu jenis sketsa yang saya suka dan pengen bisa namanya urban sketching. Pertama kali lihat, salah satu karya yang menggambarkan suasana Jakarta. Padahal cuma goresan-goresan saja, gak rumit. Karya seorang ekspatriat yang tinggal di Jakarta, yang sayangnya saya lupa namanya. Kemudian saya menemukan buku Bandung in Watercolor. Impian saya adalah membuat sketsa dan diwarnai dengan cat air. Duh, kapan ya bisanya.

Terus lihat lagi Ian Wright di Discovery Travel and Living. Dia seorang traveler dan selalu menyempatkan diri membuat sketsa tempat-tempat yang dikunjunginya. Wuahhh.....udah jalan-jalan trus bisa sketsa pula!

Akhirnya dua minggu yang lalu saya memberanikan diri untuk mencoba mengangkat pensil dan mulai menggores. Hasilnya? Silahkan dilihat dan saya cukup senang dengan hasil sketsa pertama saya!


Ini semua makanan yang disantap di Sushi Tei. Yum Yummy. Hore akhirnya berhasil bikin sketsa deh. Percobaan kedua buat sketsa gadget-gadget yang aku punya.
Semoga bisa gambar yang lain-lain lagi! Saya masih harus lihat langsung objek yang mau digambar, plus objeknya gak boleh bergerak-gerak. Alias harus barang dan bukan mahluk hidup. Kecuali kalau dia tidur.......seperti Malice yang lagi tidur ini. Hhehehehehe.......



Tuesday, February 15, 2011

Pohon-pohon

Hari ini banyak pohon di klab Scrapbook!
Kita membuat pohon keluarga nih. Bahannya dari karton berwarna dan majalah bekas. Punya banyak majalah bekas? Manfaatkan yu! Sekarang pilih-pilih dulu halaman majalah yang cocok dengan selera kita, terus disobek-sobek. Kalau sudah puas sobek-sobeknya, ditempel dan disusun sekeren mungkin di kertas. Kalau sudah langsung bentuk menjadi batang pohon. Jangan takut salah, karena gak ada yang bilang bikinan kita salah. Kalaupun iya, bilang aja "ini kan handmade....jadi kalo gak sempurna wajar dong!" Semakin aneh, orang lebih percaya kalau itu buatan tangan kita. Betul???

Nah, kalau sudah jadi batangnya kita cari bahan yang cocok untuk jadi daunnya. Daun tidak harus selalu berbentuk daun loh....ingat ini kan pohon buatan kita. Jadi apa yang kita suka aja.

Duh, menyenangkan lihatnya. Ternyata dari bahan yang sama, hasil setiap orang pasti berbeda!

Laguku!!

Minggu kedua klab Scrapbook dibuka dengan melanjutkan halaman yang sudah dicat minggu kemarin. Teman-teman mencoba menuliskan lirik lagu favoritnya. Tapi sebelumnya coba buat dulu garisnya ya. Nggak harus lurus, ayo berani membuat garis melengkung. Nanti hasilnya pasti keren! Percaya deh.
Duh, ternyata ada yang bingung mulainya. Tapi setelah disemangati oleh teman-teman lain, bisa mulai juga. Eh, tapi tunggu ada yang belum mencatat liriknya nih, jadi harus dengerin dulu.

Sesudah selesai menuliskan lagu, sekarang kita buat tentang SECRET ya. Ssstttt, karena rahasia jadi nggak boleh kelihatan. Hmmmm gimana buatnya ya? Bisa dibaca tapi tidak kelihatan langsung......RAHASIA deh !!!

Klab Scrapbook Aktif Lagi!

Akhirnya setelah beberapa bulan absen mengadakan kegiatan di Tobucil, di tahun yang baru ini kita mulai lagi loh. Sekarang formatnya agak berbeda dengan klab Scrapbook yang dulu. Kebetulan kita kerja bareng Tobucil dalam rangka ulang tahun Tobucil yang kesepuluh tahun ini. Jadi bentuknya project, tepatnya art journal, yang berlangsung selama kurang lebih tiga bulan. Tujuannya sendiri selain meramaikan ulang tahun Tobucil juga untuk mengembangkan minat teman-teman untuk menulis. Nggak usah menulis untuk dibaca orang lain deh, minimal untuk dibaca sendiri. Kalau untuk dibaca sendiri, apalagi temanya kalau bukan tentang diri sendiri juga.

Scrapbooking is a method for preserving personal and family history in the form of a scrapbook. Typical memorabilia include photographs, printed media, and artwork. Scrapbook albums are often decorated and frequently contain extensive journaling. Scrapbooking is a widely and increasingly practiced pastime in most developed countries.
(wikipedia)
Art journal atau jurnal ber-seni ini masih menggunakan dasar scrapbooking juga. Hanya saja dikembalikan pada makna awalnya. Dulu, orang-orang membuat scrapbook dari bahan-bahan yang ada di rumahnya dan menceritakan tentang kehidupan keluarga. Awalnya hanya untuk mengkompilasi resep, surat, puisi atau quotes. Kemudian mulai berkembang untuk mencatatkan tentang kelahiran, perkawinan, ulang tahun atau kejadian-kejadian khusus di keluarga. Scrapbook berkembang pesat didukung dengan perkembangan kamera dan saat inipun demikian.Awal perkembangan scrapbook sendiri dari Inggris, tapi perkembangan di era modern ini banyak terjadi di Amerika. Salah satunya dengan perkembangan berbagai desain bahan-bahan yang dipakai untuk scrapbooking. Mulai dari kertas berbagai desain dan tekstur, embellishment (hiasan) dan alat-alat bantunya (gunting, puncher dan lain-lain).

Nah, project art journal ini ingin mengembalikan ke masa awal yang menggunakan barang yang ada dan sederhana serta memanfaatkan ke-kreatifitas-an yang pasti dimiliki setiap orang. Bukannya saya anti dengan produk yang sudah tersedia ya. Saya juga senang memakainya. Hanya saja terkadang harganya yang tidak enak di kantong. Jadilah cari akal supaya bisa tetap membuat scrapbook keren dengan modal terbatas. Ternyata lewat art journal ini banyak hal yang tergali dari diri sendiri. Ini yang pengen saya bagikan buat teman-teman.

Project ini sudah berjalan selama satu bulan. Yang berminat masih bisa gabung loh. Nanti journal yang sudah selesai akan dipamerkan pada Crafty Days Tobucil.

Minggu pertama, dibuka dengan eksplorasi cat. Bahan yang dipakai gesso untuk melapisi kertas supaya lebih tebal, sehingga cat tidak tembus dan memberi warna dasar netral untuk halaman yang akan dipakai. Sambil menunggu gesso kering, kita membuat satu halaman pembuka tentang ME. Teman-teman diminta membuat layout scrapbook untuk halaman pertama ini menggunakan kertas bermotif, foto diri sendiri dan judul. Kemudian ditambahkan beberapa kalimat pendek tentang diri sendiri, seperti kesukaan, karakter diri atau lainnya. Semua semangat membuat layout, tapi mulai bingung saat diminta menuliskan sesuatu tentang diri sendiri. Akhirnya jadi PR ya di rumah.

Selain itu gesso sudah kering jadi kita bisa mengecat dengan cat acrylic sesuai warna kesukaan. Jane dan Moel eksplorasi membuat motif di kertasnya. Moel mencoba motif ciprat dengan bantuan sikat gigi bekas, Jane dengan cat yang cair sehingga bisa membuat motif mengalir.Meskhi dan Viola, ekslporasi layout warna. Hasilnya keren-keren. Tapi karena waktu sudah habis tidak sempat dilanjutkan. Bersambung ke minggu kedua ya.