Tuesday, November 5, 2013

Hari 4-6

Letting go and be myself, without prejudice and judgement. Ini yang harus selalu diingat untuk bisa menyelesaikan tantangan ini. Seringnya sih saya melihat layout atau ide untuk jurnal dengan pertimbangan "bagus gak ya?" atau "sesuai aturan layout gak ya?". Biat gimana juga, saya manusia dan suka mempertimbangkan pendapat orang lain. Tapi ini harus diatur....kalau nggak tantangannya gak pernah selesai dan jadinya gak natural. Setelah beberapa saat, yang perlu dipikirin adalah menulis yang enak untuk dibaca ulang oleh diri sendiri. Dan soal layout dan lain-lain, saya mengikuti insting dan membiarkan tangan meraih bahan atau alat yang mereka butuhkan. Jangan banyak berpikir.
Untuk mencari ide isi jurnalnya? Coba dengan mengamati sekeliling kita. Lihat, dengar, cium, rasakan apa yang terjadi di sekitar kita. Saya coba dengan mendengarkan suara-suara di sekitar. 
 Ayo, siapa berani mencoba tantangan menjurnal 30 hari? Menyenangkan loh.

Friday, November 1, 2013

Tantangan 30 Hari, MULAI!

Bulan September kemarin, saya membuat tantangan untuk diri sendiri. Tantangannya adalah 30 hari mengisi jurnal. Alasan membuat tantangan ini adalah, saya sukaaaaa sekali membuat dan mengisi jurnal tapi punya kebiasaan buruk. Kebiasaan buruknya adalah tidak pernah sampai habis, mengisi satu buku tapi sudah pindah ke buku lain. Kedua, suka terserang penyakit malas menulis. Padahal kalau saya buka-buka jurnal yang lama dan membaca ada tulisannya, saya senaaaaang sekali. Rasanya bangga  dan sadar bahwa diri sendiri punya kemampuan menulis dan membuat sesuatu. Dan inilah isi jurnal hari 1-3 bulan September lalu.

Hari pertama.....pakai foto jadul. Jaman masih berambut panjang. Ceritanya sih, simbolisasi kalau mau membuka pintu buat kebiasaan baru (yang berharap bisa diselesaikan selama 30 hari). hehehehe......biar bagaimanapun, produk scrapbook memang lucu-lucu. I cannot resist it. Here we go! START!

Hari kedua, sebenarnya harmpir tidak dikerjakan karena berbagai alasan. Tapi akhirnya berusaha tidak banyak berpikir dan mengambil apapun yang diraih sama tangan. Hasilnya keren juga...
Jurnal hari ketiga isinya sih tentang Benedict Cumberbatch. Aktor favorit saya saat ini. Hehehehe......

Besok saya posting isi jurnal berikutnya, ya ^o^

Sunday, May 13, 2012

Blogging Again! KAMPUNG KUCING

Setelah sekian lama ditinggalin sama yang bikin, blog ini akhirnya diaktifkan lagi. He...he...he... Seminggu yang lalu Bengkel Kriya Imut atau disingkat BENGKIMUT muncul perdana dan berjualan pertama kali di acara Crafty Days di Tobucil. Bengkimut mengkhususkan pada barang-barang buatan tangan atau handmade. Misalnya boneka, sulaman, dan scrapbooking.
Pada acara Crafty Days, Bengkimut membuat boneka seri kucing dengan judul Kampung Kucing. Kucing-kucing ini terinspirasi dari puisi T.S Eliot yang dibukukan dengan judul Old Possum's Book of Practical Cat. Buku ini sudah dijadikan musikal Broadway oleh Andrew Lloys Webber, judulnya Cats. Ini musikal yang paling saya sukai.
The Naming of Cats is a difficult matter,
It isn't just one of your holiday games;
You may think at first I'm as mad as a hatter
When I tell you, a cat must have THREE DIFFERENT NAMES.
First of all, there's the name that the family use daily,
Such as Peter, Augustus, Alonzo or James,
Such as Victor or Jonathan, George or Bill Bailey--
All of them sensible everyday names.
There are fancier names if you think they sound sweeter,
Some for the gentlemen, some for the dames:
Such as Plato, Admetus, Electra, Demeter--
But all of them sensible everyday names.
But I tell you, a cat needs a name that's particular,
A name that's peculiar, and more dignified,
Else how can he keep up his tail perpendicular,
Or spread out his whiskers, or cherish his pride?
Of names of this kind, I can give you a quorum,
Such as Munkustrap, Quaxo, or Coricopat,
Such as Bombalurina, or else Jellylorum-
Names that never belong to more than one cat.
But above and beyond there's still one name left over,
And that is the name that you never will guess;
The name that no human research can discover--
But THE CAT HIMSELF KNOWS, and will never confess.
When you notice a cat in profound meditation,
The reason, I tell you, is always the same:
His mind is engaged in a rapt contemplation
Of the thought, of the thought, of the thought of his name:
His ineffable effable
Effanineffable
Deep and inscrutable singular Name. 

Setiap kucing mempunyai nama yang berbeda. Misalnya yang ini namanya:
Mungojerry (atas), Rum Tum Tugger (kotak-kotak), dan Macavity (bantal kepala kucing hitam).

Mungojerry si anak kucing yang senang bermain dan sering lupa arah. Karena itu dia dipakaikan lonceng, supaya mudah ditemukan pemilik atau teman-temannya.

Rum Tum Tugger adalah seekor kucing penasaran, senangnya tidur-tiduran di atas lemari dan banyak maunya. Kalau dimasukin ke rumah, Rum Tum maunya di luar. Kalau dikasih makan ikan, Rum Tum maunya berpesta. Tapi dia senang diajak main dan tidur.

Macavity adalah kucing yang pintar. Dia pintar bersembunyi di mana saja. Macavity kucing yang lincah dan lentur juga. Macavity tepat sekali dijadikan teman penjaga kita.



Jellicles Cat (kanan)
Jellicle adalah kucing yang senang menari dan berpesta. Makanya mereka senang memakai baju yang cantik untuk pergi ke pesta.


Rumpleteazer (foto bawah, kiri) dan Skimbleshanks (foto bawah, kanan).

Rumpleteazer adalah kucing yang pintar akrobat dan senang menjaga penampilannya. Tapi Rumpleteazer tidak sombong dan senang bercanda dengan teman-temannya.


Skimbleshanks adalah kucing stasiun. Tempat favoritnya adalah gerbong tidur di kereta api. Dia bersahabat dengan semua orang di stasiun.

Selain kucing, ternyata di kampung kucng juga ada orangnya loh. Namanya Cuddly Boo. Cuddly Boo senang dipeluk dan senang bermain dengan kucing-kucing di Kampung Kucing.


Semua penghuni Kampung Kucing siap diajak ke rumah yang baru untuk menemani semua orang yang menyukai mereka.

Ayo, yang berminat hubungi saya, ya.......




Sunday, February 20, 2011

Kirab Cap Go Meh 2011

Setelah 52 tahun tidak pernah diijinkan untuk merayakan Cap Go Meh dengan meriah. Tahun 2011 ini perayaan kembali diadakan dan dengan meriah pula.

Cap Go Meh adalah perayaan tanggal 15 di bulan pertama penanggalam Cina. Tanggal 15 menandakan bulan purnama dan ini merupakan bulan purnama pertama di tahun yang baru. Cap Go Meh juga menutup perayaan Tahun Baru Cina.

Awalnya saya tidak ada niatan sama sekali untuk melihat langsung perayaan Cap Go Meh tahun ini. Apalagi mendengar bahwa ini merupakan perayaan besar-besaran berpuluh tahun tidak diadakan. Plus mendengar bahwa perayaan ini menutup beberapa ruas jalan juga. Duh, kebayang rame dan tumplek semua orang untuk melihat perayaan ini. Tapi mama bilang pasti rame banget, kapan lagi kamu bisa ngerasain dan lihat langsung berpuluh barongsai, liong dan tepekong (dewa-dewi pelindung) dari berbagai daerah. Mama cerita dulu waktu kecil pernah lihat, dan pas perayaan ini pasti seru banget sama barongsai yang dikasih angpao dan jajanan khas. Jadilah saya meniatkan hati untuk melihat langsung perayaan ini.

Siang-siang saya ditelepon, dikasih tahu buat lihat tandu-tandu tepekong yang dipamerin di Cibadak. Wuah, buru-buru ke sana deh. Sayangnya sampai di Cibadak sudah jam 3 sore, jadi sudah ramai sekali dengan peserta yang siap-siap kirab. Bunyi-bunyi iringan barongsai dan liong sudah berbunyi. Kencang sekali. Tapi anehnya biarpun keras dan dekat dengan telinga, tidak mambuat telinga saya sakit. Malah membuat semangat dan terharu. Saat di Cibadak, beberapa liong sudah bergerak mondar-mandir di jalanan yang cukup sempit. Sempit karena ada tandu dan orang-orang yang ingin menonton, juga dengan orang-orang yang sembahyang saat tepekong yang sudah disembahyangi di kelenteng mulai keluar dan disiapkan di tandu. Wuih, tandu-tandunya keren banget.

Dari Cibadak diteruskan sampai jalan Kelenteng. Nah, disini orang-orangnya mulai galak-galak. Kalau tadi di jalan Cibadak biarpun padat dengan orang dari berbagai arah, tapi nggak sampai didorong-dorong dan dimarahin. Tapi di Kelenteng ini didorong-dorong, diserempet, disalip plus dimarahin pula. Mending kalau yang marahin ibu-ibu bawa anak tapi ini mah disalip dan didorong sama rombongan nenek-nenek yang bedas pula. Kalah, deh. Pusing dari Kelenteng, sekarang waktunya cari tempat bagus buat nonton kirab. Jadilah saya berdiri menunggu dengan sabar di jalan Kebon Jati.
Ditunggu-tunggu, jam 4 katanya sudah mulai. Tapi kok nggak kedengaran tabuh-tabuhannya. Tunggu lagi deh dengan sabar. Mendekati jam 5 baru mulai keluar arak-arakanya. Diingat-ingat, mama cerita katanya dulu kalau mau pawai tepekong (dewa-dewi), harus nungguin sampai merekanya yang mau keluar jadi nggak bisa dipaksa. Jangan-jangan masih sama ya? Ternyata ada tepekong yang nggak mau pakai tandu tapi cuma mau digendong dan pakai payung saya. Sederhana banget ya? Fotonya yang pojok kanan atas. Sebelumnya beberapa rombongan basongsai dan liong lewat. Tidak lupa para penonton kanan kiri semangat ingin memberikan angpao kepada mereka. Hitung-hitung memberikan sedekah dari keberuntungan tahun lalu dan berdoa untuk tahun yang akan datang juga. Senang sekali melihat para orangtua membawa anak-anak mereka untuk melihat langsung acara ini. Tidak lupa mewariskan tradisi ini kepada mereka.
Seumur-umur baru kali ini bisa merasakan dan melihat langsung perayaan dengan puluhan barongsai dan lion. Saya salut karena banyak yang menggotong tandu tepekong adalah wanita dan cukup berumur juga. Ada juga serombongan ibu-ibu yang memainkan liong. Wow, hebat banget kan?
Oh, yang paling spektakuler adalah barongsai yang bisa mengeluarkan api. Terus menjelang gelap, banyak barongsai dan liong yang memakai lampu di matanya. Terus tandu tepekongnya juga banyak yang dihiasi lampu-lampu. Belum lagi ada yang tandunya besar dan dihiasi seperti bis, karena di atasnya ada lampu yang menunjukkan asal tandu tersebut, seperti jurusan bis transJakarta aja. Seumur-umur juga baru lihat tepekong segini banyaknya.

Setelah menonton kirab Cap Go Meh, saya malah penasaran dengan kebiasaan dan kepercayaan Kong Hu Cu. Juga sama keluarga saya sendiri. Baru menyadari bahwa saya juga Cina, dan banyak cerita tentang kebudayaan seperti ini. Mudah-mudahan masih sempat mencatatkan semuanya ya.

Salah satu perasaan saya setelah menonton kirab ini adalah bahwa ternyata perbedaan itu malah memperkaya kita ya. Tapi juga menumbuhkan kebingungan, kenapa sampai ada pertikaian antar ras dan agama ya? Padahal berbeda itu indah banget loh. Apa karena tidak memahami satu sama lain? Atau karena merasa terancam? Atau karena salah satu atau semuanya merasa paling superior? Ayo dong, jangan bikin perbedaan ini jadi perpecahan.

Hobi Baru!

Dua minggu terakhir ini saya punya hobi baru! Sebenarnya keinginannya sih sudah lama, tapi baru berani coba dua minggu ini. Sejak dahulu saya selalu ngiri sama orang yang bisa gambar, terutama gambar sketsa. Belakangan saya baru tahu jenis sketsa yang saya suka dan pengen bisa namanya urban sketching. Pertama kali lihat, salah satu karya yang menggambarkan suasana Jakarta. Padahal cuma goresan-goresan saja, gak rumit. Karya seorang ekspatriat yang tinggal di Jakarta, yang sayangnya saya lupa namanya. Kemudian saya menemukan buku Bandung in Watercolor. Impian saya adalah membuat sketsa dan diwarnai dengan cat air. Duh, kapan ya bisanya.

Terus lihat lagi Ian Wright di Discovery Travel and Living. Dia seorang traveler dan selalu menyempatkan diri membuat sketsa tempat-tempat yang dikunjunginya. Wuahhh.....udah jalan-jalan trus bisa sketsa pula!

Akhirnya dua minggu yang lalu saya memberanikan diri untuk mencoba mengangkat pensil dan mulai menggores. Hasilnya? Silahkan dilihat dan saya cukup senang dengan hasil sketsa pertama saya!


Ini semua makanan yang disantap di Sushi Tei. Yum Yummy. Hore akhirnya berhasil bikin sketsa deh. Percobaan kedua buat sketsa gadget-gadget yang aku punya.
Semoga bisa gambar yang lain-lain lagi! Saya masih harus lihat langsung objek yang mau digambar, plus objeknya gak boleh bergerak-gerak. Alias harus barang dan bukan mahluk hidup. Kecuali kalau dia tidur.......seperti Malice yang lagi tidur ini. Hhehehehehe.......



Tuesday, February 15, 2011

Pohon-pohon

Hari ini banyak pohon di klab Scrapbook!
Kita membuat pohon keluarga nih. Bahannya dari karton berwarna dan majalah bekas. Punya banyak majalah bekas? Manfaatkan yu! Sekarang pilih-pilih dulu halaman majalah yang cocok dengan selera kita, terus disobek-sobek. Kalau sudah puas sobek-sobeknya, ditempel dan disusun sekeren mungkin di kertas. Kalau sudah langsung bentuk menjadi batang pohon. Jangan takut salah, karena gak ada yang bilang bikinan kita salah. Kalaupun iya, bilang aja "ini kan handmade....jadi kalo gak sempurna wajar dong!" Semakin aneh, orang lebih percaya kalau itu buatan tangan kita. Betul???

Nah, kalau sudah jadi batangnya kita cari bahan yang cocok untuk jadi daunnya. Daun tidak harus selalu berbentuk daun loh....ingat ini kan pohon buatan kita. Jadi apa yang kita suka aja.

Duh, menyenangkan lihatnya. Ternyata dari bahan yang sama, hasil setiap orang pasti berbeda!

Laguku!!

Minggu kedua klab Scrapbook dibuka dengan melanjutkan halaman yang sudah dicat minggu kemarin. Teman-teman mencoba menuliskan lirik lagu favoritnya. Tapi sebelumnya coba buat dulu garisnya ya. Nggak harus lurus, ayo berani membuat garis melengkung. Nanti hasilnya pasti keren! Percaya deh.
Duh, ternyata ada yang bingung mulainya. Tapi setelah disemangati oleh teman-teman lain, bisa mulai juga. Eh, tapi tunggu ada yang belum mencatat liriknya nih, jadi harus dengerin dulu.

Sesudah selesai menuliskan lagu, sekarang kita buat tentang SECRET ya. Ssstttt, karena rahasia jadi nggak boleh kelihatan. Hmmmm gimana buatnya ya? Bisa dibaca tapi tidak kelihatan langsung......RAHASIA deh !!!